Kampung Kurma, Menyusul Kesuksesan Kurma Tropis di Thailand

Buah kurma kerap dianggap sebagai buah khas yang berasal dari daratan Arab mengingat buah ini memang pada awalnya hanya tumbuh di negara tertentu saja yang memiliki iklim gurun. Namun seiring perkembangan ilmu teknologi dan agrikultur, pohon kurma yang dulunya hanya dapat tumbuh di daerah gurun gersang saat ini telah banyak di budayakan oleh berbagai negara yang berada di sekitar khatulistiwa atau dengan kata lain memiliki iklim tropis seperti Indonesia.
Budidaya kurma di negara beriklim tropis sejatinya bukan hal yang begitu baru, pasalnya dua negara lain seperti Australia dan Thailand sudah lebih jauh maju satu langkah dalam hal pembudidayaan buah yang jadi primadona di bulan Ramadhan ini. Kedua negara tersebut saat ini sedang mempersiapkan diri mereka untuk menjadi produsen kurma dunia. Dukungan penuh pemerintah kedua negara seakan menjadi angin segar bagi para pembudidaya kurma di kedua negara tersebut. Target pasar yang dituju yakni beberapa negara tetangga pengonsumsi kurma utamanya Indonesia.
Hal ini tentu menjadi sebuah ironi bagi bangsa ini. Ketika hampir setiap Ramadhan permintaan kurma melonjak pesat dikarenakan mayoritas penduduk kita muslim, negara kita harus mengimpornya dari negeri tetangga. Hal inilah yang menjadi salah satu kegelisahan PT Kampoeng Kurma, sebuah perusahaan yang menggagas ide tentang pendirian kampung kurma di berbagai daerah di nusantara.
Kampung kurma yang telah dikembangkan oleh PT Kampoeng Kurma saat ini telah sukses berjalan di beberapa wilayah seperti kampung kurma Cipanas, kampung kurma Jonggol yang sudah sold out, kampung kurma Sukabumi, Kampung Kurma Banten Selatan, kampung kurma Jasinga, Kampung kurma Cirebon dan beberapa daerah lainnya.

PT Kampung Kurma selaku pengembang berharap pengelolaan kampung kurma di berbagai daerah tersebut mampu mengikuti atau bahkan menyusul kesuksesan kurma tropis di Tahiland. Tekad keseriusan tersebut dibuktikan dengan adanya studi banding yang dilakukan tim riset & development Kampoeng Kurma ke Thailand. Tim dari manajemen Kampoeng Kurma tersebut belajar tetang bagaimana pembudidayaan kurma yang tepat agar mampu bersaing dengan kurma-kurma dari kawasan Timur Tengah.

Butuh Perjuangan Lebih di Awal Pembudidayaan Kurma

Meski Thailand saat ini telah menjadi pelopor dan kiblat pembudidayaan kurma tropis khususnya di Asia Tenggara, namun pada awalnya semua itu butuh kerja keras yang ekstra. Hal ini diketahui langsung saat tim riset dan management dari Kampoeng Kurma melakukan studi banding di negara tersebut.
Salah satu petani kurma tropis yang ditemui oleh tim Kampeong Kurma, Mr. Anurak, yang pada awal budidaya telah memiliki pekerjaan yang mapan dengan angka gaji cukup tinggi sekitar 45 jutaan per bulannya jika dikonversikan ke rupiah lebih memilih resign. Dia memilih untuk fokus untuk memulai berkebun kurma yang bagi sebagian besar orang di sana itu dianggap gila dan mustahil untuk membudidayakan tanaman yang identik dengan daratan gurun gersang ini di iklim tropis.
Jalan yang terjal dia alami pada masa-masa awal pembudidayaan. Cibiran dari berbagai pihak ia dapatkan, namun hal tersebut tak lantas mengendurkan semangat insinyur yang telah berkomitmen penuh dalam pembudidayaan tanaman kurma tropis. Semua jerih payahnya dan usahanya berbuah manis, setelah memiliki kebun dengan luas sekitar 20 hektare dan bermodal 2 milyar jika dikonversi ke rupiah, ia mampu balik modal di tahap panen pertamanya. Dengan demikian kebun dengan luas sekitar 2 hektare tersebut mampu menghasilkan pemasukan sekitar 2 milyar, jumlah yang fantastis bukan.
Kesuksesan tak lantas menjadikannya seorang yang pelit akan ilmu, dia tetap menjadi seorang pribadi yang low profile. Hal ini terbukti dengan pengalaman team research and development Kampoeng Kurma yang disambut hangat olehnya dan dengan sabar mengajarkan ilmu pembudidayaan kurma tropis pada team research and development Kampoeng Kurma.

Tingginya Minat Warga Thailand Akan Komoditi Kurma

Salah satu hal yang menarik adalah buah manis yang masih berkerabat dengan buah aren ini begitu diminati di Thailand. Buah kurma tropis di Thailand mulai dipanen setelah memasuki tahun ketiga. Perkebunan di sana tak menggunakan bantuan alat khusus dalam melakukan pemanenan, pasalnya rata-rata tinggi tumbuhan kurma tropis di sana hanya berkisar 1 meter saja. Pada setiap pohon mampu menghasilkan 5 hingga 10 tandan buah kurma segar, dan bobot untuk setiap tandannya mampu mencapai 5 hingga 10 kg.
Kebun kurma tropis di negeri seribu pagoda ini terbilang tak pernah lengang dari kehadiran pengunjung. Mereka ramai-ramai datang untuk membeli kurma-kurma segar tersebut. Meski harga yang dibandrol tidak murah yakni dijual dengan harga 200 ribu per kg jika dihitung dalam rupiah.
Namun hal tersebut tak lantas menyurutkan minat beli masyarakat di sana, malahan mereka rela memesan buah kurma tropis tersebut sebelum dipanen. Hal inilah yang membuat kebanyakan petani kurma tropis di negeri gajah putih tersebut harus menandai setiap pohon sesuai nama calon pembelinya.

Pengadopsian Budidaya Kurma Tropis Melalui Konsep Hunian Berbasis Syariah

Pembudidayaan untuk komoditas kurma sendiri belum digarap dengan maksimal di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan belum adanya pihak yang menggarap dengan serius dengan menggunakan lahan perkebunan kurma dengan skala berhektare-hektare untuk kebutuhan komoditas pangan dalam negeri. Jikalau ada hanya di Pasuruan dengan luar perkebunan 3,7 hektare. Kebun kurma ini lantas dijadikan obyek wisata di bawah tangan dingin HM Roeslan selaku pemilik Duta Wisata Group. Beberapa kebun kurma skala kecil lainnya dapat ditemukan di beberapa lokasi antara lain Bandung, Bekasi, Cianjur, serta kota lainnya yang kebanyakan milik warga sekitar.
PT Kampoeng Kurma dalam hal ini menjadikan budidaya kurma tropis menjadi sebuah potensi yang maksimal sehingga mampu memproduksi kurma dalam skala besar. Pihak developer sengaja mengusung proyek ini dalam bentuk agrowisata lengkap dengan resort atau hunian. Jadi tak hanya sekedar ikut andil dalam pembudidayaan kurma tropis di Indonesia, investor atau pembeli kavling juga mendapat sebuah hunian strategis yang berada dalam sebuah kawasan Islami.

Hunian yang ditawarkan sendiri berlokasi strategis di berbagai wilayah kampung kurma. Fasilitas pendukung juga disediakan agar kenyamanan para penghuni kampung kurma senantiasa terjaga, mulai dari gedung serbaguna Islami, pesantren tahfidz Qur’an, spot olahraga renang, memanah, dan berkuda, tersedianya pasar rakyat, bumi perkemahan tahfidz Qur’an, hingga kampus entrepreneur.
Selain keuntungan investasi properti yang didapat dari pembeliaan kavling kampung kurma, bonus 5 pohon kurma bisa menjadi passive income yang lumayan menggiurkan.  Secara matematis pohon kurma mulai berbuah di tahun ketiga hingga kelima. Setelah masa berbuah 1 pohon dapat menghasilkan pendapatan sebesar 35-90 juta per tahun. Bayangkan jika anda memiliki 5 pohon kurma, luar biasa bukan profit yang didapatkan. Dan untuk informasi tambahan, pohon kurma mampu berbuah dan produktif hingga usia 90 atau 100 tahun.

Komentar

Postingan Populer